rienworld

Tuesday, June 16, 2009

Anak Tantrum

Pernah melihat anak yang berguling-guling menuntut beli ini itu? Biar dibujuk apa pun sang anak tetap tidak memprdulikan. Bahkan sang anak bertambah marah jika keinginannya benar-benar tidak dipenuhi. Atau Anda pernah mengalaminya sendiri? Kemarahan yang meledak-ledak dan tidak terkontrol pada anak itu disebut temper tantrum.
Temper tantrum sering didefinisikan sebagai ledakan amarah atau sifat buruk anak kecil. Gejala ini biasa terjadi pada anak usia 18 bulan hingga 6 tahun. Ada dua jenis tantrum menurut buku Temper Tantrum in Young Children karangan Michael Potegal. Yang pertama adalah anger tantrum atau tantrum amarah dengan ciri emosi tinggi dengan mengentak-entakkan kaki, menendang, memukul, dan berteriak. Yang kedua adalah distress tantrum atau tantrum kesedihan dengan ciri sang anak menangis terisak-isak, manahan napas, membanting-bantingkan diri, hingga seperti ketakutan dan berlari menjauh.
Penyebab tantrum amat beragam. Misalnya saja ingin mendapat perhatian orang, menginginkan sesuatu atau hal-hal sepele yang tak bisa dimiliki si anak atau keinginan anak untuk mandiri. Frustasi yang berlebihan, cemburu, kelelahan, kelaparan, kelebihan stimulasi, dan sifat keras kepala jugabisa menjadi penyebab gejala ini. Pola makan dan komunikasi yang buruk dengan anak juga bisa menjadi pemicu tantrum. Kejadian tantrum diperkirakan terjadi tiga perempatnya di rumah. Namun, tantrum yang buruk juga sering ditunjukkandi tempat-tempat umum. Dengan menangis sekeras-kerasnya di depan orang banyak si kecil berharap mendapat perhatian dari orangtuanya. Kemarahan anak di depan umum termasuk tantrum klasik. Namun tantrum juga bisa membuat anak celaka, seperti tubuh lebam, kesakitan, suara hilang, napas tersegal, hingga tak sadarkan diri.
Namun orangtua hendaknya tak perlu cemas dan frustasi menghadapi polah anak seperti ini. Jika anak Anda menderita tantrum, Anda jangan ikut-ikutan mengamuk. Gunakan kesempatan ini untuk mendidik anak dan malah bukan menakutinya. Sebenarnya cara mengatasi masalah ini cukup mudah, yaitu kembali memperhatikan nilai-nilai atau ajaran yang ditanamkan pada si kecil. Ingat, anak kecil adalah peniru yang baik. Karena itu, jangan lakukan sesuatu yang sering Anda larang pada buah hati. Misalnya, Anda melarang bertengkar, tapi ternyata Anda malah sering bertengkar dengan pasangan di hadapannya. Biasakan memberi penghargaan dan hukuman pada anak sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan, jangan sungkan memberi pujian jika si kecil berprestasi atau melakukan sesuatu yang baik. Sebaliknya, beri hukuman yang sesuai dengan kenakalan anak. Agar tantrum pada anak tak berlarut-larut, orangtua perlu bertindak tegas dan tak perlu memperdulikan amukan atau amarah sang anak. Alihkan perhatian anak dengan mengatakan bahwa perbuatan itu tak pantas dilakuakan oleh seorang anak.

Labels:

1 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home