rienworld

Tuesday, May 26, 2009

Sindrom Baby Blues

Tak semua ibu berbangga dengan kelahiran buah hatinya. Konon, setidaknya 1 dari 10 wanita yang baru melahirkan ini justru mengalami kesedihan dan perasaan tertekan, tau yang biasa disebut sindrom baby blues. Sindrom ini membuat para penderitanya merasa tidak enak (badan), lesu, susah berkosentrasi, susah tidur, tidak nafsu makan, mudah tersinggung, muda hmenangis, kurang bergairah, dan putus asa. Gejala-gejala ini dapat timbul dalam beberapa derajat, mulai dari yang ringan hingga berat.
Walau tidak semua wanita penderita sindrom baby blues menunjukkan gejala-gejala yang mirip, setiap gejala yang dialami dapat menimbulkan perasaan bersalah, tertekan, malu, dan terasing. Para wanita yang baru pertama kali melahirkan, kurang mendapat dukngan dari suami dan keluarga, memiliki kemungkinan yang telah besar untuk terkena sindrom ini. Baby blues terjadi karena tubuh ibu habis melahirkan mengalami perubahan fisik yang besar, termasuk komposisi hormon-hormon dalam tubuh. Di sisi lain, Anda juga baru saja melalui proses persalinan yang melelahkan. Semua ini akan mempengaruhi perasaan.
Anda dapat dikatakan mengalami baby blues jika :

  1. Diliputi oleh perasaan sedih dan tertekan – kadang disertai dengan menangis tanpa sebab. Anda juga merasa bersalah dan tidak dihargai.
  2. Lemas, seperti tidak bertenaga. Tidak ada semangat saat menagwali aktivitas di pagi hari.
  3. Menjadi tidak tertarik dengan bayi Anda atau menjadi terlalu memperhatikan dan khawatir terhadap keselamatan si kecil.
  4. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan, atau bahkan penurun berat badan yang disertai tidak mau makan.
  5. Mengalami gangguan tidur.

Biasanya sindrom baby blues ini terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat. Setelah persalinan. Perasaan duka yangtidak menyenangkan itu umumnya hanyaberlangsung sekitar 3-5 hari dan akan hilang dengan sendirinya. Namin bila perasaan-perasaan tersebut tidak reda atau malah semakin buruk dan berlangsung terus hingga lebih dari satu sampai dua minggu, maka telah muncul apa yang disebut sebagai depresi pascapersalinan (postpartum depression/PPD).

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home